Minggu, 06 November 2011

Tombol Enter

aku ingin menjelaskan bahwa menjadi tombol enter
tidak selalu menyenangkan

matahari baru menampakkan diri setengah hati
sudah datang seorang lurah yang masih gaptek teknologi
menekan tubuhku sungguh kencang luar biasa
bungkuklah aku hingga dasar
langsung ko tidak sadar

baru sadar dan mencoba untuk bangkit
datang lagi wabah penyakit lebih dahsyat dari sebelumnya
dia adalah pengamat politik bersama anaknya yang gila
main game perang amerika lawan jepang
tembak, tembak, dan tembak
bunuh, bunuh, dan bunuh
pencet enter terus-menerus aku terbunuh

tombol enter tidak bisa kehilangan nyawa
makanya aku melek lagi harus ketemu sama peneliti
yang mau nulis penelitian tentang hakikat hidup manusia
dia pusing sendiri jadinya karena membicarakan tentang ‘ada’
frustasi dan marah-marah aku dimaki
katanya aku tidak berfungsi
susunan penelitiannya jadi ngawur reputasinya hancur

kalau membicarakan masalah hancur sebenarnya hidupku paling hancur
sudah habis dicaci-maki masih saja digunakan lagi
habis manis sepah dipakai terus-menerus

kali ini menteri datang sambil mendeham
disuruh sekretarisnya yang cantik dan seksi untuk menyusun jadwalnya
jadwalnya banyak bukan main semua cuma main-main
kerja menteri sama sekali tidak ada
dari gedung yang satu ke gedung yang lain
semua cuma pertemuan belaka bicara lama tanpa hasil apa-apa
aku yang jadi korban sang sekretaris marah-marah
karena jadwal bentrok terus disangka aku pengadu domba
memangnya bapak menteri domba aku menggerutu

gerutuku tidak pernah didengar bahkan oleh kuping terlebar
makanya aku menulis puisi karena pasti akan ada orang membaca
setidak-tidaknya anak sastra atau mungkin dosen sastra
aku tidak mau kalah sama presiden
kalau presiden sedang pusing dia langsung bikin lagu
aku setiap hari pusing pasti laguku lebih banyak dari presiden
tetapi karena tidak mampu membuat lagu makanya aku membuat puisi

puisi memang paling jago membuat pembaca jadi pusing
contohnya adalah puisi ini
dibilang puisi bahasanya standar
dibilang cerpen alurnya nyasar
makanya aku selalu berlindung di bawah lindungan kontemporer
kalau ada yang mengkritik aku bilang saja padanya
ini adalah puisi kontemporer
tuan jangan sok mengkritik kalau tidak tahu seni
selesai urusan

oke supaya anda yang sedang membaca tidak pusing
aku akan menjelaskan inti dari puisi ini
intinya yaitu aku ingin menjelaskan bahwa menjadi tombol enter
tidak selalu menyenangkan

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

 
;